Dalam bahasa Sansekerta, kata
seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, kata jadinya
su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan
indah. Sebagai kata benda, ia berarti pewarnaan yang kemudian berkembang
menjadi segala macam kekriyaan yang artistik. Cilpasastra yang banyak
disebut-sebut dalam pelajaran sejarah
kesenian adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang
(seniman).
Dalam
bahasa Latin pada abad pertengahan, terdapat istilah-istilah ars, artes, dan
artista. Ars adalah teknik craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam
mengerjakan sesuatu. Artes juga berarti
kelompok arang-orang yan memiliki ketangkasan atau kemahiran. Ini
berarti, artista bisa disamakan dengan cilpa.
II. CABANG-CABANG SENI
Seni secara garis besarnya
terbagi menjadi 4 macam, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni
bermain peran atau seni teater.
- Seni rupa
Seni
rupa adalah seni yang memiliki wujud pasti dan tetap dengan memanfaatkan unsur
rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan dalam bentuk gambar,
grafis, kerajinan tangan, kriya, dan mmultimedia.
Definisi seni rupa menurut
beberapa ahli
1)
Herbert
Read, seni adalah aktivitas menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan.
2)
Prof.Drs.
Suwaji Bastomi menyatakan seni sebagai aktivitas batin dengan pengalaman
estetis yang dinyatakan dalam bentuk agung yang memiliki daya pembangkit rasa
takjub dan haru .
3)
Ki
Hajar Dewantara, seni merupakan segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup
perasaannya yang bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia
4)
Ahdiat
Karta Miharja seni adalah kegiatan rohani manusia yang mereflesi realita
(kenyataan) dalam suatu karya yang berkas bentuk dan isinya yang
mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentudalam alam rohani si
penerimanya
- Seni musik
Unsur
utama seni musik adalah bunyi dan unsur lainnya dalam bentuk harmoni, melodi,
dan notasi musik merupakan perwujudan sarana yang diajarkan. Media seni musik
adalah vokal dan intrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik
barat dan alat musik tradisonal, seperti seruling, gambang, rebana, kecapi dll.
Jenis alat musik barat antara lain piano, gitar, saksofon,dll.
- Seni Teater
Kompetensi
dasar bidang seni teater mecakup kemampuan memahami dan berkarya teater.
Kemampuan memahami dan membuat naskah, kemampuan memahami peran dalam
bercasting. Jadi seni teater adalah seni bermain peran di atas panggung dan
disaksikan oleh penonton.
- Seni Tari
Seni
tari adalah media ungkapan gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus
dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk
mengomunikasikan maksud-maksud tertentu
dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasaan,
kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga, dan penikmat atau penonton.
III. SENI RUPA
3.1 PENGERTIAN SENI RUPA
Seni
rupa adalah
cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan
dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep seni
rupa secara keseluruhan. Konsep seni rupa tersebut merupakan unsur-unsur
pembentuk karya seni rupa yang terdiri atas garis, bidang, bentuk, volume,
warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika atau nilai seni.
Unsur-unsur tersebut yang tergabung dengan sempurna bukanlah sekadar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian
yang tak berana akan tetapi dibuat dengan prinsip yang tepat. Makna bentuk
karya seni tidak ditentukan oleh kuantitas karya yang dihasikan akan tetapi
kualitasnya yang menentukan kebermaknaannya.
3.2 CABANG SENI RUPA
Seni rupa merupakan seni yang
bisa dinikmati dengan indra penglihatan saja. Berdasarkan arah pandang penikmat
melihat karya, seni rupa dapat dibagi menjadi dua macam yang terdiri atas
1.
Karya Seni Rupa 2 Dimensi
Karya
seni rupa dua (2) dimensi atau dwimatra adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat
dari satu arah pandang saja.
Contohnya,
seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.
a.
Seni Lukis(Seni
Rupa Murni)
Contoh Lukisan
Pemandangan Alam
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa.
Dengan dasar pengertian yang sama, seni
lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah
medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan
tertentu. Medium lukisan
bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi
bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa
bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji
tertentu kepada media yang digunakan.
E
Sejarah
Umum Seni Lukis
1.
Zaman
Prasejarah
Secara historis,
seni lukis sangat terkait dengan gambar.
Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang
lalu, nenek moyang manusia
telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua
untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau
gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya.
Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua
adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu
menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna.
Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di
dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini
memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat
daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung
dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan
kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding,
lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni
rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi
datar).
Objek yang sering
muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang,
dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang
digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat
dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar
seekor banteng
dibuat dengan proporsi
tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini
dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian
paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam
objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di
daerahnya.
Pada satu titik, ada
orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih
banyak menghabiskan waktu untuk menggambar
daripada mencari makanan.
Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan
rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk
dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan
dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin
ahli. Mereka adalah seniman-seniman
yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah
kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.
2.
Seni
Lukis Zaman Klasik
Seni lukis zaman klasik
kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
Ä Mistisme
(sebagai akibat belum berkembangnya agama)
Ä Propaganda
(sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan
dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal
ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran
bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak
hal.
3.
Seni
Lukis Zaman Pertengahan
Sebagai akibat terlalu
kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan,
seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan
manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis
pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di
zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan
realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan
"bagus".
Lukisan pada masa ini
digunakan untuk alat propaganda
dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia
mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang
"benar" dari benda).
4.
Seni
Lukis Zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze.
Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan
dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium
menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan
dari keluarga deMedici yang menguasai kota
Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan
banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan
jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak
lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan
yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar
ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh
yang banyak dikenal dari masa ini adalah:
Art
nouveau
Revolusi Industri
di Inggris
telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan
sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian
tangan seorang seniman
tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya,
seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi
massal (atau jika bisa, biaya pembuatannya akan menjadi sangat mahal). Lukisan,
karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang
kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan
di alam.
ALIRAN SENI LUKIS
Kubisme
Adalah
aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam
bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh
terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
Romantisme
Merupakan
aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan
aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap
objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar
belakang lukisan.
Romantisme
dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan
kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah
satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
Plural
painting
Adalah
sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan
intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke
dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep PLURAL
PAINTING. Artinya, untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai
ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi mempergunakan
idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multi-style.
Seni
lukis daun
Adalah
aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut menggunakan daun
tumbuh-tumbuhan, yang diberi warna atau tanpa pewarna. Seni lukis ini
memanfaatkan sampah daun tumbuh-tumbuhan, dimana daun memiliki warna khas dan
tidak busuk jika ditangani dengan benar. senidaun.wordpress.com
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi
kenyataan dengan efek-efek emosional.
Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra,
film,
arsitektur, dan musik.
Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan
depresi daripada emosi bahagia.
Contoh
karya yang berlaliran EkspresionisPortrait of Eduard Kosmack oleh Egon Schiele
b. Seni
Desain
Desain merupakan kegiatan reka letak atau
perancangan. Hampir semua karya seni rupa melalui proses perancangan sebelum
diproduksi atau diwujudkan dalam bentuk jadi yang sesungguhnya. Tetapi,
pengertian desain saat ini lebih sering digunakan untuk menunjukkan proses
perancangan karya-karya seni rupa terapan (useful art).
Beberapa jenis desain yang dikenal di Indonesia antara lain:
a. Desain Komunikasi Visual
Desain ini awalnya lebih dikenal dengan
istilah desain grafis, yaitu kegiatan seni rupa yang menyusun unsur-unsur
grafis pada sebuah benda pakai. Karena lingkupnya yang dirasakan terbatas, pada
perkembangan selanjutnya seni grafis menjadi bagian dari kegiatan desain komunikasi
visual, yaitu kegiatan perancangan pada media komunikasi baik media cetak
sederhana seperti buku, poster atau majalah maupun media elektronik seperti
televisi, neon sign dan sebagainya. Unsur-unsur grafis yang
menjadi perhatian dalam desain komunikasi visual diantaranya tipografi (huruf),
garis, logo, warna, ilustrasi dan foto.
Seni
Grafis (Seni Rupa Murni)
contohSeni grafis karya Anre Tanamam
Seni
grafis adalah cabang seni rupa yang tergolong ke dalam bentuk dua dimensi.
Berbeda dengan seni lukis yang umumnya merupakan karya-karya tunggal, kekhasan
dari karya grafis adalah sifatnya yang bisa direproduksi atau diperbanyak. Pada
awalnya Seni grafis merupakan keterampilan untuk mencetak atau memperbanyak
tulisan. Sesuai dengan proses pencetakannya karya seni grafis terbagi menjadi
empat jenis:cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring, dan cetak datar
a. Cetak tinggi
Prinsip cetak ini adalah bagian yang
bertinta adalah bagian yang paling tinggi. Bagian ini bila diterakan atau
dicetakkan, tinta atau gambar akan berpindah ke atas permukaan kertas.
Berdasarkan bahan dan alat yang dipergunakan dalam cetak tinggi dikenal
beberapa jenis cetakan seperti cukil kayu (wood cut), cukilan lino (lino cut), tera kayu (wood engraving) serta cukilan bahan lain seperti karet atau
plastik.
b. Cetak dalam
Prinsip cetak dalam adalah hasil cetakan
yang diperoleh dari celah garis bagian dalam dari plat klisenya bukan bagian
tingginya seperti stempel atau cap. Teknik cetak ini merupakan kebalikan dari
teknik cetak tinggi. Acuan cetak yang dipergunakan adalah lempengan tembaga
atau seng yang ditoreh atau diberi kedalaman untuk tempat tinta. Kedalaman
dibuat menggunakan alat penoreh yang tajam dan kuat dan atau menggunakan zat
kimiawi. Beberapa jenis cetak yang termasuk cetak dalam: goresan langsung (drypoint),
akuatin (aquatint),
dan mezzotin (mezzotint
engraving). Seorang penggrafis kadang-kadang memadukan berbagai
teknik sekaligus dalam proses pembuatannya untuk memperoleh efek khusus yang
diinginkannya.
c. Cetak saring
Cetak
saring disebut juga serigrafi atau sablon. Sesuai dengan namanya prinsip cetak
ini adalah mencetak gambar melalui saringan yang diberi batasan-batasan
tertentu. Cetak saring dikenal luas di masyarakat melalui benda-benda yang
sering dijumpai sehari hari seperti aplikasinya pada pembuatan kaos, spanduk,
bendera, dsb.
d. Cetak datar
Proses cetak datar atau planografi adalah
memanfaatkan perbedaan sifat minyak dan air serta acuan cetakan yang terbuat
dari batu (litografi)
atau seng. Tinta hanya terkumpul pada bagian cetakan yang sudah digambari
dengan pinsil berlemak dan pemindahan gambar dilakukan dengan alat khusus.
Teknik litografi inilah yang mengilhami prinsip dasar mesin cetak modern.
Desain grafis
mengacu pada artistik, inovatif, dan professional yang fokuskepada komunikasi
visual, produksi, dan presentasi untuk audiens. Ada banyak teknik yang
digunakan dalam desain grafis untuk mencampur kata-kata, simbol, dan gambar dalam menyampaiakan pesan.
Teknik tersebut adalah tipografi, manipulasi foto, dan desain vector.
Ø Grafis Vector
Contoh
Vector Mobil
Grafis vektor berbeda dari bitmap, vektor dapat dirubah ukurannya tanpa
kehilangan kualitas gambarnya dan mereka juga lebih
sederhana dan lebih terfokus pada rincian penting daripada semua rincian grafis.
Sebuah desain vektor pada dasarnya adalah sebuah karya seni yang terdiri dari vektor berbasis perangkat seperti garis,kurva dan bentuk dasar.
Ø Manipulasi Foto Desain
Contoh
manipulasi foto (mata)
Manipulasi foto adalah metode desain grafis yang melibatkan fotografi, ilustrasi, dan seni digital untuk membentuk sepotong dimanipulasi
seni. Memanipulasi foto kehidupan nyata memungkinkan seniman untuk menciptakan fantasi.
Saat ini, manipulasi foto digunakan dalam berbagai bidang seperti periklanan, hanya karena adanya
kekuasaan untuk membiarkan pemirsa melihat dunia dari perspektif yang sama
sekali berbeda. Dan sekali Anda telah membuat audiens Anda percaya pada dunia
lain, Anda dapat membuat mereka percaya pada hal lain!
Ø Desain tipografi
Contoh
Tipografi kayu
Tipografi adalah praktek desain grafis yang melibatkan dan mengatur berbagai
jenis teks untuk menghasilkan sebuahkarya seni yang unik.
Alasan itu telah menjadi
teknik yang sangat populer adalah karena kemampuannya untuk fokus hanya pada
isi seni tanpa ada gangguan. Desainer tipografi biasanya mencoba untuk menyampaikan
ide atau pesan dalam seni mereka untuk menangkap minat audiens
mereka.
Dalam posting ini, kami
berikan Anda empat contoh dari teknik yang paling populer di dunia desain grafis.
Inilah contoh desain grafis nya
b. Desain Interior
Desain interior adalah kegiatan merancang sebuah ruangan
selain sesuai dengan fungsinya juga menjadi indah dan nyaman. Benda-benda yang
ada dalam ruangan tersebut dipilih dan ditata sedemikian rupa sehingga menjadi
satu kesatuan, serasi dan harmonis. Yang menjadi perhatian dalam perancangan
interior berdasarkan fungsinya, termasuk juga pemilihan warna dinding,
hiasan-hiasan yang menempel di dinding, mebelair (kursi, meja, tempat tidur
dsb.), lampu (pencahayaan), akustik (suara), lantai, langit-langit dan lain
sebagainya.tata letak sebuah ruangan atau eksterior bangunan. Kegiatan perancangan
ini dimaksudkan agar
a. Seni
Dekorasi (Seni Rupa Murni)
Seni
dekorasi adalah cabang seni murni yang kegiatannya hias-menghias sebagai media
berekspresi dan berkreasi . Seni dekorasi termasuk dalam kategori seni murni
karena dalam kegiatan hias-menghias yang fungsinya hanya dapat dinikmati
keindahan artistik dan estetisny. Seni dekorasi tidak terbatas dari satu media
tetapi biasanya tergabung dari berbagai media, baik bantuan atau alami seperti
menghias bunga
b. Seni
Terapan 2 Dimensi
Contoh Poster
(Karya SR 2 dimensi)
Seni terapan
2 dimensi kebanyakan adalah media cetak yang mempunyai bentuk datar dan lebih
berfungsi inovatif bagi masyarakat. Fungsi informative media cetak terbagi atas
fungsi sosial dan komersial, contohnya adalah poster dan madding (majalah
dinding) yang bermanfaat bagi masyarakat
Contoh
Mading Poster (Karya SR 2 dimensi)
2. Karya Seni Rupa 3 Dimensi
Karya
seni rupa tiga (3) dimensi atau trimatra adalah karya seni rupa yang memiliki
dimensi panjang, lebar dan tinggi,
atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang.
A.
SENI PATUNG (Seni Rupa Murni )
a. Seni
Patung
Garuda Wisnu karya
Nyoman Nuarta
Seni
patung adalah hasil karya 3 dimensi yang terbuat dari berbagai macam bahan,
misalnya batu, kayu, semen, logam, dan bahan lainya yang dibuat dengan cara
dipahat, dicor, dilas, dan dibutsir. Karya seni patung sudah ada sejak dulu.
Patung yang dihasilkan berupa patung primitive yang dipergunakan sebagai
kelengkapan upacara ritual sesuai dengan kepercayaan mereka. Membuat patung
termasuk kegiatan membentuk yang menghasilkan karya 3 dimensi yang dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu memahatdan membutsir.
B.
SENI KRIYA (Seni Rupa Terapan)
Contoh red‑bluechair
by Gerritrietveld
|
Seni
kriya adalah karya seni yang sangat unik dan memiliki karateristik di dalamnya
terkandung muatan-muatn nilai estetik, simbolik, filosofis, dan juga
fungsional. Oleh karena itu, dalam perwujudannya didukung oleh craftmenship yang tinggi, sehingga seni
kriya termasuk arya-karya adiluhung.
Batasan
umum seni kriya adalah salah satu bentuk produk seni rupa, baik fungsional
maupun nonfungsional yang mengutamakan nila-nilai dekoratif dan kerja tangan
dan menggali nilai-nilai tradisi yang bersifat unik. Dengan kata lain, seni
kriya merupakan hasil ciptaan manusia yang memanfaatkan bahan bekas menjadi
karya yang memiliki nilai estetis yang tinggi dengan memnfaatkan keterampilan
tangan yang membuatnya.
C.
SENI KERAMIK (Seni Rupa Murni)
Keramik
merupakan istilah benda yang terbuat dari bahan tanah liat yang kemudian diolah
melewati proses pembakaran dengan suhu tertentu sehingga mencapai kekerasan
yang diinginkan. Jenis keramik terbagi atas earthenware, stoneware, dan
porselen.
Produknya pun
bermacam-macam seperti produk gerabah, stoneware dan porselin, jenis
produksinya antara lain peralatan makan dan minum, benda hias, barang tahan
api, bata tahan api, alat-alat teknik, gips, email, dan keramik bahan
contoh baju keramik
|
contoh patung keramik
|
contoh patung keramik
|
D.
SENI ARSITEKTUR (Seni Rupa Terapan)
(Seni
terapan : Rumah Hanoi Rumah Adat Provinsi Papua Barat )
Pada dasarnya seni bangunan merupakan bagian dari seni rupa,
tetapi karena kekhususan yang dimilikinya seringkali seni bangunan dikelompokan
tersendiri dalam seni arsitektur. Berdasarkan bentuk dan fungsinya seni
bangunan seni bangunan dapat dikategorikan sebagai seni pakai. Indonesia
memiliki warisan peninggalan karya seni bangunan yang sangat banyak jumlah dan
macamnya dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku bangsa yang ada
di Indonesia mengenal dan memiliki bangunan khas daerahnya masing-masing.
Bentuk-bentuk bangunan tersebut dibuat berdasarkan ide atau gagasan yang
bersumber dari kebudayaannya masing-masing. Struktur, denah, bahan dan teknik
pada rumah-rumah-rumah adat tradisional dibangun berdasarkan aturan-aturan baku
yang dipatuhi dan diwariskan secara turun temurun. Dalam perkembangannya,
pengaruh kebudayaan yang datang dari Barat memperkenalkan bentuk-bentuk baru
pada bangunan-bangunan yang sudah ada. Bentuk-bentuk baru tersebut dengan
imajinasi dan kreativitas seniman (arsitektur) diolah dan digabungkan dengan
bentuk-bentuk tradisional yang sudah ada sebelumnya menghasilkan bentuk-bentuk
bangunan kontemporer.
E. SENI FURNITUR (Seni Rupa Terapan)
Furnitur merupakan kata serapan bahasa Inggris yang
maknanya perlengkapan alat-alat rumah tangga yang memiliki ukuran besar,
seperti kulkas, lemari, meja, kursi,dll. Furnitur dalam fungsinya lebih
menekankan aspek guna dan diproduksi secara masal. Seni furniture harus
menekankan aspek kenyamanan, keluwesan dalam penempatan.
F.
SENI INSTALASI
Seni
instalasi hampir mirip dengan seni patung. Dalam seni instalasi, penekanan yang
terpenting adalah konsep penciptaan karya yang menjadi faktor utama. Biasanya,
sseni instalasi mengandung pesan-pesan moral dalam menyampaiakan informasi atau
pengalaman estetis dari seorang seniman. Seni instalasi merupakan bentuk
perkembangan seni patung yang alirannya lebih kontemporer dengan penggunaan
berbagai media
|
Contoh hasil
karya menghias (janur)
|
3.3 SEJARAH PERKEMBANGAN SENI RUPA DI MANCANEGARA
I.
PERKEMBANGAN SENI RUPA KETIKA ZAMAN PRASEJARAH
Manusia
pada zaman prasejarah mengalami 5 masa tahapan perkembangan Seni Rupa
berdasarkan dari tingkat kebutuhannya. Tahap-tahap perkembangan ini mewarnai
tahapan perkembangan zaman, sehingga para ahli sejarah menggolongkan 5 zaman
yang dialami oleh manusia prasejarah. Lima tahapan perkembangan itu yaitu Zaman
Batu Tua (Paleotilikum), Zaman Batu Tengah (Mesotilikum), Zaman Batu Muda
(Neolitikum), Zaman Batu Besar (Megalitikum), dan Zaman Logam (Zaman Perunggu).
Penggolongan zaman tersebut didasari atas jenis bahan karya seni rupa yang
dihasilkan.
a)
Zaman Paleotilikum (Zaman Batu Tua)
Pada
zaman Paleotilikum ini manusia baru mengalami kehidupan awal. Mereka hidup
secara berpindah-pindah (nomanden). Mereka tinggal di gua-gua yang satu
berpindah ke gua yang lainnya. Oleh sebab itu, seni rupa yang mereka ciptakan
pada saat itu adalah benda-benda seperti batu kecil yang runcing secara alami,
ranting, bambu, dan kayu yang belum diolah (diasah). Mereka pergunakan sebagai
alat bantu mengambil umbi-umbian dan buah-buahan. Jadi pada saat itu seni rupa
yang dihasilkan adalah peralatan sederhana yang belum diolah.
Contoh
Lukisan Prasejarah Zaman Batu Tua
Tampak
lukisannya kaku, tidak ekspresif, dan tidak mengesankan tiga dimensi (volume).
b)
Perkembangan Seni Rupa Pada Zaman Batu Pertengahan
(Mesolitikum)
Pada
masa itu diciptakan pula tombak dari batu dan dari tulang yang berfungsi untuk
berburu binatang. Jadi masa berburu ini menghasilkan seni rupa baru yaitu
tombak dengan kapak batu yang tetap diolah dengan diruncingkan dan diberi
tangkai.
Upacara
ritual penghormatan kepada roh-roh nenek moyang yang telah meninggal
menghasilkan karya seni rupa yaitu lukisan dinding gua (cave painting), upacara
ritual itu berkembang setelah tumbuhnya kepercayan pada roh-roh termasuk roh
binatang. Percaya kepada roh binatang ini melahirkan karya seni rupa lukisan
dengan tema perburuan.
Upacara
ritual pemujaan terhadap roh-roh itu dilaksanakan dengan ritual melukis pada
dinding gua dengan tema-tema kematian {death magic). Lukisan ini
berbentuk
lukisan
abstrak tanpa bentuk seperti benda yang ada di alam dunia, karena roh itu tidak
dapat dilihat (abstrak) atau halus (roh halus), maka lukisan yang bertema roh
dengan objek lukisan abstrak. Jadi lukisan tema perburuan ini berbentuk realis
(persis sama dengan bentuk binatang yang diinginkan). Bila ingin berburu jenis
binatang Bison, maka digambarkan bison itu dan ditombak.
Pada
zaman batu pertengahan ini manusia memiliki perkembangan kebutuhan yang
meningkat, yaitu kebutuhan rohani kepercayan dan kebutuhan magic, bukan sekedar
kebutuhan makan saja, sehingga timbul selain seni rupa yang berupa peralatan
sehari-hari, lahir pula seni lukis.
Kebutuhan
bertambah yaitu pakaian, maka lahirlah seni rupa pakaian yang berupa kulit kayu
dan kulit binatang sebagai penutup kemaluan, yang berkembang menjadi koteka.
Jadi
pada Zaman Mesolitikum itu manusia sudah memiliki 4 kebutuhan yaitu
papan (gua), pangan (umbi-umbian,buah-buahan dan daging, pakaian sederhana
penutup aurat), dan terakhir kebutuhan rohani (kepercayaan) kepada roh-roh
halus dan roh-roh binatang.
Jenis-jenis
kebutuhan diatas melatar belakangi lahirnya jenis-jenis seni rupa, yaitu seni
kria peralatan sehari-hari untuk mengambil dari berburu, kain pakaian sederhan
terbuat dari kulit kayu atau binatang, serta lahirnya seni lukis gua atau (cave
painting).
c)
Perkembangan Seni Rupa Pada Zaman Batu Muda
(Neolitikum)
Supaya
cepat dalam menombak binatang maka diperlukan tombak yang tajam, maka tombak
yang pada awalnya kurang tajam diasah menjadi halus dan tajam.
Lahirlah
seni rupa dengan bahan batu yang telah di perbaharui dengan cara diasah sampai
runcing yang digunakn sebagai mata tombak, kapak, dan alat pisau pencukil. Seni
lukis pada zaman batu muda ini mengalami perkembangan yang pesat. Mereka
melukiskan binatang buruan lebih tampak ekspresif, realis dan dinamis. Binatang
tampak sedang jalan, lari atau kesakitan terkena mata tombak dapat dilukiskan
secara tepat. Tidak seperti pada Zaman Batu Pertengahan dan Batu Muda, lukisan
belum ekspresif dan kaku. Dimensi volume pun dalam lukisan mulai tampak
sehingga kesan tiga dimensi tercapai (kesan realis lebih menonjol). Lukisan
benar-benar mirip dan hidup.
Contoh
Lukisan Zaman Batu Muda
Tampak
lebih realis, ekspresif, dan hidup (dinamis), berkesan volume (tiga dimensi
menonjol).
d)
Perkembangan Seni Rupa Pada Zaman Batu Besar
(Megalitikum)
Pada
zaman batu besar ini ditandai dengan kebutuhan mereka dalam menggunakan bahan
batu sebagai menhir (tugu batu), dolmen (makam batu), tahta batu, sarkofagus,
dan patung, dalam ukiran batu yang besar, sehingga dikatakan sebagai zaman batu
besar.
Bentuk
tampat tinggal baru yaitu rumah, maka dibangunlah rumah-rumah sederhana, dalam
bentuk rumah rakit, rumah pohon dan rumah panggung.
Seni
rupa yang lahir pada masa tersebut adalah didasari atas kebutuhan kultur
kesuburan, yaitu dengan dibuat patung yang ditanam ditengah-tengah kebun agar
tanamannya subur. Patung-patung itu menggunakan bahan batu besar, maka disebut
Zaman Batu Besar.
Patung
kesuburan itu kebanyakan berwujud seorang wanita, sebab wanita dianggap sebagai
pengembang keturunan. Lambang-lambang kesuburan yang dimiliki wanita adalah
buah dada, pinggul, dan paha. Maka patung yang dibuat lebih menonjolkan bagian
tersebut. Lihat contoh gambar patung kesuburan dibawah ini.
(Patung
Dewi Kesuburan Venus Willendorf)
Sebagai
jalan para roh kedunia maka mereka membuat tiruan pohon atau gunung dengan
bahan batu (menhir), mka lahirlah bangunan menhir (tugu batu). Selain itu
mereka juga mengadakan komunikasi dengan para roh, untuk dibuat jalan atau
tempat, yaitu tahta batu, punden berundak yang dibuat dari batu disusun
meninggi, maka lahirlah seni rupa tempat ibadah tersebut. Bangunan seni rupa
jenis lain yaitu didasari tuntunan tempat bersemayam setelah mati atau makam,
maka dibuatlah makam peti kubur batu.Baik itu menhir, patung, tahta batu, peti
kubur batu, semua dibuat dengan bahan batu yang besar, maka zaman tersebut
disebut zaman batu besar.
Selain
seni yang menggunakan batu besar, lahir pula seni rupa kria tempat saji-sajian,
tempat memasak, tempat makan dan minum, yang terbuat dari bahan tanah liat yang
dicetak dan dibakar (tembikar).
Perkembangan
seni lukis terjadi akibat majunya peralatan melukis, adanya batu yang diasah
lebih tajam sehingga memudahkan membuat goresan pada dinding gua yang berkesan
halus dan lincah (ritmis).
Teknik
ini disebut " engrafing ". Kelebihan teknik engrafing
garis-garis yang dibentuk tahan lama dan ritmis sehingga lukisannya tahan lama
dan utuh hingga zaman sekarang.
e)
Perkembangan Seni Rupa Zaman Logam
Logam
yang pertama adalah perunggu maka disebut pula zaman perunggu, contohnya
senjata, piling, mangkok, perisai, topi, pakaian, dan perhiasan seperti gelang,
kalung, keroncong dan benda perhiasan lainnya.
Pada
zaman logam ini perkembangan seni lukis di gua mulai turun, sebab mereka tidak
lagi menggunakan ritual perburuan karena mereka tidak butuh berburu.
II.
PERKEMBANGAN SENI RUPA PADA ZAMAN KLASIK
Perkembangan
seni rupa zaman klasik didasari atas berkembangnya kebutuhan dan kepercayaan.
Kepercayaan yang hidup pada zaman prasejarah berkembang pesat pada zaman
klasik. Kepercayaan awal pemujaan terhadap arwah (roh nenek moyang) berkembang
menjadi kepercayaan kepada para dewa.
Seni
rupa pada zaman klasik ini di seluruh dunia hampir mengalaminya, di Yunani,
Romawi, Mesir, India, Mesopotamia, dan Indonesia. Perbedaanya hanya terletak
pada waktu.
Bisa
diambil Seni Klasik di Mesir dengan didasari pada pemujaan terhadap dewa.
Fir'aun sebagai raja yang dipercaya turunan dewa, maka setelah meninggal
dipatungkan dalam wujud dewa. Pemujaan terhadap Fir'aun setelah mati bukan
sekedar dipatungkan, tetapi juga dibuat mummi (mayat yang diawetkan). Mummi ini
didasari atas kepercayaan bahwa manusia setelah mati rohnya akan bersemayam melindungi
manusia yang hidup asalkan jasadnya diawetkan. Kebutuhan kepercayaan itulah
maka dibuat mummi. Karya seni bentuk lain adalah piramid. Piramid adalah tempat
makam Fir'aun. Piramid ini merupakan karya klasik dan monumental.
Tempat
pemakaman para raja biasanya dibuatkan bangunan candi asal kata dari Candika
(Dewa Kematian). Dinding bangunan candi dihias dengan relief yang berisi ajaran
agama. Patung, relief dan candi yang dibangun untuk kebutuhan kepercayaan di
Indonesia mencapai tahap klasik dan monumental seperti Candi Prambanan,
Borobudur dan Penataran
III.
PERKEMBANGAN SENI RUPA PADA ZAMAN NASRANI
Lahimya
agama kristen yang percaya terhadap Sang Kristus, maka melahirkan kebutuhan
baru yaitu sarana beribadah yang berupa bangunan gereja. Gereja-gereja ini
banyak dibangun di seluruh penjuru dunia terutama didunia barat (Eropa dan
Amerika) banyak seni rupa bentuk bangunan gereja itu sangat kokoh dan agung.
Sarana ibadah berupa patung Yesus Kristus, salah satu patung karya zaman
Nasrani. Gereja-gereja selain kokoh dan monumental juga dihiasi dengan hiasan
yang indah, yang memenuhi dinding dan langit-langit gereja, teknik lukisan kaca
dan kaca patri lahir pada zaman Nasrani ini, selain teknik hias marmer berwarna
dengan gaya naturalis yang menghiasi bangunan gereja.
IV.
PERKEMBANGAN SENI RUPA PADA ZAMAN ISLAM
Lahirnya
agama Islam merubah serta memperkaya hasil-hasil seni rupa di dunia. Lahirnya
bangunan masjid, menara masjid dan hiasan kaligrafi, sebagai hasil karya seni
yang bernafaskan islam.
Kepercayaan
agama Islam yang melarang perwujudan makhluk hidup secara realis dalam karya
seni melahirkan corak dan gaya seni yang baru, yaitu corak dekoratif, stilasi,
dan abstraksi dalam seni Islam. Bangunan mesjid hampir menyebar ke seluruh
penjuru dunia baik di Timur Tengah, Eropa (Spanyol), dan negara-negara Asia.
Kemajuan
seni lukis dan permadani, serta seni miniatur yang bergaya dekoratif berkembang
pesat, motif-motif geometris, arabeska, motif awan, flora dan fauna yang di
nilai sebagai sumbangan seni Islam yang hidup hingga sekarang. Seni miniatur
yang menghiasi benda-benda peralatan sehari-hari. Kitab Al-Qur'an dan sarana
ibadah berkembang pesat.
V.
PERKEMBANGAN SENI RUPA PADA ZAMAN MODERN
Tingkat
kebutuhan zaman modern ini semakin kompleks, sehingga karya seni rupa yang
diciptakan pada zaman modern pun berkembang pesat dan kompleks, seiring
berkembangnya tingkat kebutuhan.
Berkembangnya
jenis-jenis kebutuhan, baik kebutuhan lahir dan batin dan kebutuhan dasar
(sandang, pangan, papan), maupun kebutuhan kepercayaan berkembang ke tingkat
kebutuhan lainnya, seperti hiburan wisata, ekspresi kemewahan dan tingkat
kebutuhan tinggi lainnya. Pesatnya tingkat kebutuhan berkembang maka seni rupa
yang diciptakan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan primer, tetapi
seni rupa menjadi prestisius dan elit.
Seni
berkembang menjadi 2 cabang utama, yaitu seni pakai dan seni murni. Seni pakai
adalah jenis seni yang diciptakan untuk menghias atau memperindah benda-benda
pakai mulai dari hiasan pada benda-benda pakai sehari-hari, peralatan makan dan
minum, kendaraan, hiasan taman, hotel, istana, gedung-gedung, patung-patung
hiasan jalan, pakaian serta senjata dan benda-benda pakai lainnya. Seni murni
adalah seni rupa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan ekspresi tanpa ada
titipan kebutuhan lainnya seperti lukisan, kria, dan patung yang berfungsi
sebagai ekspresi si seniman.
Perkembangan
ilmu dan teknologi modern dan ditemukannya teknologi dan bahan baru seperti
kertas, kanvas, kain, cat minyak dan berbagai jenis tinta dan pewarna, ikut
mendorong pesat dan kayanya perkembangan seni rupa.
Kebutuhan
di era informasi dan globalisasi ini, maka seni rupa sebagai ilustrasi dan
media komunikasi dalam media cetak dan televisi, dan ilustrasi produk dan
promosi, periklanan dalam dunia bisnis.
Tumbuhnya
tingkat kebutuhan untuk prestisius, maka seni lukis murni, fotografi dan seni
gratis serta seni patung merupakankebutuhan kemewahan.
Kebutuhan
rumah dan tempat tinggal bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan primer semata
tetapi menjadi kebutuhan kemewahan, sehingga lahir rumah-rumah penduduk kaum
borjuis, pejabat negara dan birokrat yang sangat mewah, gedung- gedung bisnis,
hotel dan mall menjamur di kota - kota besar sebagai karya seni rupa modern.
Kebutuhan transportasi darat, laut, udara, dan informasi global melalui
internet, serta menjamurnya media cetak, ikut memperkaya jenis-jenis seni rupa
modern.
3.4
KEUNIKAN GAGASAN DAN TEKNIK KARYA SENI
RUPA TERAPAN DAERAH SETEMPAT
1.
Gagasan (Ide) Karya seni rupa terapan
Gagasan
(ide) berkarya seni rupa meliputi gagasan awal dan akhir. Seni rupa terapan
daerah setempat memiliki keunikan yang menarik bagi setiap orang. Hasil karya
cipta yang diwujudkan sebagai benda hias ini bersumber dari ide gagasan pembuat
karya seni (perupa). Ada perupa yang tertarik melihat bahan (media) dengan
bahan yang unik, kemudian bahan tersebut menjadi benda seni yang berbobot
dengan bahan tersebut sederhana yang disebut gagasan akhir.
a.
Contoh benda seni terapan dengan ide akhir:
Akar
pohon jati dapat dibentuk menjadi meja dengan bentuk unik. Kemudian
menyesuaikan wujud akar tersebut
Bahan
limbah atau yang tidak terpakai dapat diciptakan menjadi benda guna yang indah.
Contoh: tas, bantalan kursi, dompet, kopas, ikat pinggang, keset, sapu,
peralatan rumah tangga yang semuanya terbuat dari barang bekas (terbuang)
Di
samping itu ada pula perupa yang dalam menciptakan benda seni, ide atau gagasan
sudah ada lebih dahulu (ide datang lebih awal) baru dicari bahan (media) yang
sesuai gagasan
b.
Contoh benda seni terapan denga ide awal
Benda
seni terapan yang terbuat dari bahan kayu, seperti: bangunan rumah kayu,
barang-barang ukiran berupa perabot rumah tangga, furniture, dasn benda
kerajinan kayu yang lainya.
Benda
seni terapan yang terbuat dari bahan bambu, antara lain keranjang, dinding,
tas, hiasan dinding, tirai, anyaman, angklung, rak piring, kotak, topi, meja
kursi bambu.
Benda
seni terapan yang digunakan untuk alat kesenian.
Contoh:
hiasan yang unik dan menarik dan kerajinan alat musik (instrumen) seperti:
kolintang, angklung, rebana, gong, gambang, seruling, biola, kendang, dengan
berbagai bentuk dan model.
Benda
kerajinan yang digunakan untuk busana (pakaian)
Contoh:
kerajinan tutup kepala (topi, kkopiyah, peci, blangkon, ikat kepala) dengan
berbagai bahan, kerajianan sepatu dan sandal dari kulit, pakaian pengantin adat
dengan aksesorisnya, kain sarung, kain songket, kerajinan kain tenun, kerajinan
kain batik tulis dan cap.
2.
Teknik karya seni rupa terapan daerah setempat
Pengertian
teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk proses pembuatan karya seni rupa.
Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya seni rupa terapan daerah setempat
sangat sederhana. Umumnya dikerjakan dengan tangan yang terampil. Teknik yang
digunakan dalam pembuatan karya seni rupa terapan daerah setempat, antara lain:
c.
Teknik karya seni rupa terapan dua dimensi
Teknik
yang digunakan membuat karya seni rupa terapan dua dimensi dapat berupa: teknik
batik, setak, sulam, bordir, menempel, arsir, blok, tenun, dan anyam.
TEKNIK
MEMBATIK
Teknik batik digunakan untuk membuat
kerajinan kain batik
Seni
batik.
Gb.Pembuatan batik di Tohpati
|
Kata
“Batik” berasal dari bahasa Jawa, yaitu Amba
yang berarti menulis dan titik. Kata
batik merujuk pada kain dengan corak yag dihasilkan oleh bahan malam (wax)yang diaplikasikan ke atas kain
sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye)
atau dalam bahasa Inggris wax-resist
dyeing
Batik tradisional dengan teknik menulis/menggambar pada kain dengan alat
canting dan bahan malam yang dipanaskan. Selanjutnya diberi warna, dilorong
(dibersihkan malamnya), dibilas (dicuci), dan dikeringkan dengan tanpa terkena
panas matahari langsung.
-
Batik
modern menggunakan teknik caplak atau klise dan teknik printing (sablon)
TEKNIK
MENGANYAM
Anyaman
adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan
menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan sehingga menjadi suatu karya
anyaman .
-
Bahan anyaman dapat berupa:
-
Daun pandan
-
Daun lontar
-
Menong
-
Bambu
-
Plastik, pita jepang, kertas yang diiris-iris.
-
Macam corak anyaman antara lain:
-
Anyaman lilit
-
Anyaman bintang
-
Anyaman bilik atau anyaman kepang
-
Anyaman sasak
d.
Teknik karya seni rupa terapan tiga dimensi
Teknik
yang digunakan dapat berbagai macam tergantung media (bahan) yang digunakan,
antara lain dengan teknik :
-
Plester atau dengan kerangka
-
Sambung atau menempel
-
Cetak
-
Pahat
-
Membentuk (modeling)
-
Butsir, dan
-
Merakit/membangun
TEKNIK
MEMBUTSIR
Teknik butsir,
hanya menggunakan alat telapak tangan dan alat lain (kayu, kawat) sederhana.
Bahan yang digunakan lunak, elastis, lentur antara lain tanah liat, plastisin
3.5
KEUNIKAN GAGASAN DAN TEKNIK DALAM
KARYA SENI RUPA MODERN/KONTEMPORER
Gagasan atau ide
merupakan kegiatan awal seseorang untuk menciptakan suatu karya. Dengan idea
tau gagasan yang cemerlang, akan menghasilkan karya seni yang berkualitas,
terutama seni rupa modern atau kontemporer.
Seni rupa
modern/kontemporer lahir dan dilatarbelakangi oleh
1. Perkembangan Kebebasan Pribadi
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
3. Perkembangan
Apresiasi
4. Perkembangan
Industri dan Teknologi
5. Reaksi
terhadap Kemapanan
EKNIK
MEMBENTUK (modeling)
Gb. Keramik Anjing
(contoh karya menggunakan teknik pembentukan)
|
Tembikar banyak dipakai untuk mewakili
peralatan bentuk lainnya, seperti keramik, gerabah, periuk-belanga, dan
porselin. Tembikar dibuat dengan membentuk tanah liat menjadi suatu objek dan kemudian memanaskannya dalam temperatur
tinggi demi mempermanenkan bentuk bentukan tersebut sekaligus meningkatkan
kekuatan dan kekerasan tembikar
Gb.Putaran
Miring di Pager Jurang
|
TEKNIK
PAHAT ATAU UKIR
Gb.Discus Thrower karya Myron (Yunani Kuno)
|
Teknik Pahat
atau ukir yaitu cara pembuatannya dengan menggunakan alat pahat (tatah) atau
ukir dengan martil. Bahan (media) yang digunakan adalah bahan keras seperti
batu , cadas, kayu, gips, tanah liat kering.
Contoh
pembutan kerajinan patung dan ukiran atau relief, kerajinan seni ukir terutama
ukiran kayu dengan menggunakan teknik pahat. Alat yang digunakan seperangkat
pahat atau tatah ukir dengan berbagai ukuran. Ada yang dibuat sket pola lebih
rinci (detail), setelah selesai dihaluskan (diamplas).
TEKNIK
MERAKIT DAN MEMBANGUN
Merakit
dan membangun yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai komponen
untuk dijadikan benda trimatra (tiga dimensi).
Contoh:
membuat maket, replika, membuat mobil-mobilan, membuat akuarium, membuat
kalung, membuat diorama, membuat benda berongga (kubus, kerucut, piramida,
tabung), membuat wayang rumput, membuat boneka, media yang digunakan antara
lain : tempat dan batang korek api dan bahan dari alam sekitar, benda-benda
bekas, kardus, karton, sedotan, kertas, kayu, kawat, tali, dan rumput. Alatnya:
pisau, gunting, cutter, spidol, lem, benang tali, kawat, paku, dan kuas.
3.5 WARNA
Salah
satu sunsur seni rupa terpenting adalah warna. Pada dasarnya, rung lingkup seni
rupa didasarkan pada unsur penglihatan, sehingga warna sangat berperan dalam
menciptakan kesan dan artistik dalam penggunaannya. dalam proses penciptaan
seni rupa, warna mewakili perasaan dari penciptaan produk, baik secara kualitas
maupun secara kuantitas.
Biasanya,
warna memberikan potensi karakter atau kesan
terhadap seseorang, berikut ini adalah contoh kesan warna
@ Hitam,
sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat
gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
@ Putih,
sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
@ Abu-abu,
merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan
spesifik.
@ Merah,
bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital
(hidup).
@ Kuning,
dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau
benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.
@ Biru,
sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang
tak terhingga dan transenden, di samping itu memiliki sifat tantangan.
@ Hijau,
mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat
mengumpulkan daya-daya baru.
Sistem warna
Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :
E Hue, adalah
istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah,
biru, hijau dsb.
E Value, adalah dimensi kedua atau mengenai
terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga
hitam.
E Intensity,
seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah
atau suramnya warna.
Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau
Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System,
Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta
Additive Color/RGB Color System.
Diantara bermacam sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam
industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi
warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color
System dipergunakan dalam industri media visual elektronika.